Ponpes Al-Fata Kota Serang
PARA
remaja atau anak baru gede (ABG) yang ingin sering melihat artis,
mesantren saja di Al-Fata. Selain dijamin mendapat banyak bekal ilmu
agama, santri di pesantren ini memiliki banyak peluang untuk sering
bersalaman atau minta tanda tangan para artis Ibu Kota.
Pasalnya,
pesantren berlokasi di Jl. Ciwaru Raya No. 9B Kompleks Permata Blok
Lapangan Sepakbola Ciwaru itu sering dikunjungi artis-artis Ibu Kota.
Selain datang sendiri karena ingin menikmati suasana pesantren, beberapa
artis datang karena diundang oleh pihak pengasuh pesantren.
Sejak
berdiri tahun 80-an, entah sudah berapa puluh artis yang berkunjung ke
pesantren di tengah kompleks perumahan tersebut. Yang pasti, dari album
foto milik pesantren terekam puluhan jejak artis yang pernah
berkunjung. Di antara mereka ada yang hanya sekadar silaturahmi dengan
pengasuh pesantren, tapi tak sedikit pula yang datang untuk memberikan
tausiah dan membagi pengalaman kepada para santri. Para praktisi seni
tersebut, mulai dari budayawan Emha Ainun Najib hingga aktor kawakan
seperti Ratno Timur, mulai dari penyanyi serba bisa seperti Hetti Koes
Endang hingga pelawak nyantri seperti Akri Patrio.
Pengasuh
Pondok Pesantren Al-Fata Drs. H. Suhaemi Ibnu Syaba, MBA mengatakan,
pesantren yang diasuhnya sudah mengalami masa pasang surut yang panjang
dan berliku. Lembaga kader anak bangsa tersebut, kata dia, awalnya
berupa bangunan gubuk berdinding bilik dan beratap welit.
Ketika
itu, pesantren yang mendorong santrinya membangun bakat seni tersebut
berlokasi di areal pesawahan. Karena lokasi tersebut menjadi target
gusuran untuk perluasan Kompleks Permata, pesantren direlokasi ke
pinggir lapangan sepakbola.
“Kalau di tengah kompleks, khawatir mengganggu masyarakat. Soalnya, pesantren kan rame terus,” kata H. Suhaemi.
Sejak
itu, kata kiai yang juga dai kondang, bangunan Pesantren Al-Fata berubah
menjadi permanen; berdinding tembok dan atap genting. Perkembangan
santri pun maju pesat. Mereka bukan hanya datang dari Serang, tapi juga
dari Jakarta dan Jawa Barat. Sesuai namanya, seluruh santri Al-Fata
adalah para pelajar. Di luar pesantren, mereka merupakan siswa pada
sekolah-sekolah di sekitar Serang.
“Karena
Pesantren Al Fata tidak menyediakan lembaga pendidikan setingkat SLTP
dan SLTA, sekarang kena imbas perkembangan zaman. Jumlah santri menurun,
karena sekarang di setiap kecamatan sudah ada sekolah negeri. Jadi,
orang tua tidak perlu jauh-jauh lagi menyekolahkan anak mereka,” kata H.
Suhaemi.
Al-Fata memang bukan satu-satunya pesantren di Provinsi Banten. Akan tetapi harus diakui, melalui kiprahnya yang panjang, Al-Fata merupakan pesantren pelopor pengembangan seni budaya di kalangan santri.
Komentar
Posting Komentar